Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bertani Berkah Tanah Nikmat Ilahi

Oncang
Ceritanya ada seseorang yang baru saja pulang berkunjung dari desa Sagarahiang. Tanpa ditanya dia berbicara penuh decak kagum. "Masyaa Allah ari kamurahan Allah mah nyah, aya daerah anu subur ku sayuran saperti Sagarahiang. Beda deui jeung di daerah urang mah...". Rupanya orang tersebut sangat terkesan dengan pemandangan elok desa kami. Persis seperti jargon sebuah iklan, "Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda". hehehe.

Faktanya memang demikian. Sagarahiang adalah salah satu sentra utama desa penghasil sayur-sayuran yang ada di wilayah kabupaten Kuningan. Dan diantara sayuran yang kerap menjadi icon unggulan ialah bawang daun. Warga Sagarahiang biasa menyebutnya oncang. Sejak adanya musim menanam sayuran yang satu ini hingga kini eksistensinya tak tergantikan dengan jenis sayuran lainnya. Ingat Sagarahiang tentu terbayang oncangnya.

Dulu, ketika masyarakat desa ini masih minim yang memiliki televisi kita masih membagi musim tanam antara padi dengan palawija termasuk sayuran ini. Namun entah mulai kapan tepatnya saya lupa, sejak saat itu warga desa ini serempak bagai dikomando hanya menanam sayuran saja tanpa diselingi padi. Dan hingga kini kondisi ini tetap lestari. Jadi, menanam sayur sepanjang tahun. 

Memang setiap sesuatu selalu ada peluang dan resiko. Menanam oncang sepanjang tahun secara ekonomi mungkin lebih cepat menguntungkan. Karena waktu panen yang singkat dengan raihan rupiah yang jauh lebih berlimpah daripada hasil panen padi saja. Namun tanpa disadari lambat laun bertani bagi sebahagian orang terasa membebani. Karena untuk bertani maksimal butuh modal finansial. Tanpa dompet yang tebal, tidak mudah menjalani profesi tani di desa ini. Maka kita perlu berpikir matang seribu kali untuk terjun bertani.

Akan tetapi bagi petani sejati, apapun resikonya dia tetap jalani dengan penuh semangat. Bersama oncang yang ditanamnya dia tanam jua harapan bahagia. Semangat meraih kebahagiaan yang dia jaga terus tanpa berhenti. Bahagia yang dihadirkan dalam panen raya ataupun puso. Karena kebahagiaan sejatinya harus selalu dihadirkan tiap saat bukan ditunggu tanpa berbuat apa-apa. Petani yang tahan banting inilah yang biasanya mendapat keuntungan yang banyak. Karena seperti asal katanya Al-Fallah atau petani seakar dengan Al-Falah yang artinya beruntung dan berbahagia.

Jadi, kalau sudah terlanjur terjun menjadi petani, maka harus totalitas. Kalau setengah-setengah bisa berbahaya bagi penghidupan anda. Orang yang total bertani kalaupun hari ini merugi, akan ada musim beruntung pada waktunya. Dan bagi orang yang tidak serius menjalaninya mungkin akan sebaliknya. Ingat bahwa bertani atau pekerjaan halal lainnya pada hakikatnya adalah sebagai jalan kita mencari berkah dari Allah Swt. Bertani, Berkah Tanah Nikmat Ilahi. Semoga keberkahan senantiasa melimpah kepada kita semua. Amin. 


2 komentar untuk "Bertani Berkah Tanah Nikmat Ilahi"

  1. Kalo harga melehoy kita pasrah hehe😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas. Salah satu kelemahan petani kita ialah tak bisa mengontrol harga. Ini karena terkait hukum ekonomi: permintaan dan penawaran. Juga regulasi ekspor impor yang kadang tak adil bagi petani

      Hapus